Review Part 1 and Forever : One Day (Movie)
From : 1988 - 2011
Twenty years, Two People, One Day.
Kisah dimulai ketika Emma Morley dan Dexter Mayhew bertemu secara langsung (Officially) setelah malam kelulusan mereka di sebuah universitas di Inggris tahun 1988. Kedua orang yang baru berkenalan ini berencana menghabiskan malam bersama, hingga akhirnya semuanya tidak terjadi karena ulah si Emma yang pemalu tapi mau. mereka kemudian memutuskan menjadi teman mulai malam itu dan membuat janji untuk bertemu satu kali dalam setiap tahun ke depan yang mereka lalui, karena setelah malam itu, Dexter berencana untuk meninggalkan inggris dan berkelana mengikuti kemauan dan hobbynya.


sekaligus ayah yang baik nantinya. Malam itu diakhiri dengan ciuman persahabatan mereka.
Tahun berikutnya, ternyata rumah tangga Dexter rupanya berakhir dengan perceraian, karena Sylvie selingkuh. Dexter yang setelah itu berusaha untuk mendapatkan Emma kembali, dengan mendatanginya ke Paris, (Emma menjadi penulis disana), mendapati ternyata Emma sudah memiliki pacar. Dia sangat dibakar rasa cemburu, ketika Emma memintanya untuk bertemu Jean Pierre( Pacarnya Emma), dia menolak dan memilih untuk jalan-jalan dan berjanji untuk pulang ke apartement nanti setelah dia bosan, dan seterusnya akan pulang besok paginya meninggalkan Paris. setelah kepergian Dexter, Emma pun akhinrya sadar bahwa dia tidak bisa mengelakkan rasa cintanya pada Dexter, dan mengejar Dexter yang telah meninggalkannya beberapa menit yang lalu.
Momen terindah lagi, dimana Emma mencium Dexter layaknya sebagai Kekasih, dan mengatakan " Jika Kau menyakitiku, nantinya dan meninggalkanku, aku akan bunuh kau terlebih dahulu".
Momen terindah lagi, dimana Emma mencium Dexter layaknya sebagai Kekasih, dan mengatakan " Jika Kau menyakitiku, nantinya dan meninggalkanku, aku akan bunuh kau terlebih dahulu".
Ini salah satu scene yang paling berkesan menurutku, disini bisa terlihat bahwa Emma tidak bisa mengutarakan cintanya pada Dexter karena sifat Dexter yang terlalu bebas, ditambah lagi karena dia seorang Playboy.

Dari sini ada satu scene yang menurutku juga sangat menyentuh, sebenarnya biasa aja, tapi karena dilihat pada sebelumnya Emma ketika meninggal dunia, scene ini sangat menyentuh dan bermakna. Emma mengirimkan sebuah voice mail berisi seperti ini :
"Decter, maaf jika aku terlambat dan sekarang aku lagi di jalan. Maaf juga kalau aku terlalu kasar padamu tadi pagi, aku hanya ingin mengatakan bahwa kau adalah hal terindah yang pernah ada dalam hidupku. Beruntungnya kau".
To Be Continued ....
0 komentar:
Posting Komentar