Hubungan Teknologi Informasi Dengan Psikologi Dan
Dampak Yang Disebabkan Oleh Perkembangannya Pada Kepribadian Dan Pola Pikir
Manusia
Kata Pengantar
Puji syukur kami
ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa,atas rahmat dan hidayahnya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah pada Mata Kuliah Pengantar Psikologi
ini.Kemudian yang
selanjutnya saya ucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Filia Dina Anggareani, selaku
Dosen pada mata kuliah ini, yang telah banyak membimbing dan mengarahkan kami pada pengerjaan tugas
kali ini, juga kepada teman teman sekalian yang sudah memberikan
inspirasi-inspirasi dan bantuannya Karya Ilmiah
yang saya bangun kali ini sebenarnya masih memiliki banyak kekurangan pada
beberapa bagian dan isinya, apakah itu mungkin pemaparan yang kurang
jelas,ataupun penjelasan tentang topik yang belum secara sempurna dibahas.Untuk
itu, saya meminta pada Ibu ataupun teman sekalian untuk memberikan kritik dan
sarannya sebagai acuan untuk membuat karya ilmiah yang lebih baik lagi ke
depannya. Walaupun
demikian, semoga karya ilmi ini dapat memberikan inspirasi bagi semuanya,
ataupun setidaknya bisa menjadi bahan pembelajaran selanjutnya.Akhir kata,
tiada gading yang tak retak, apabila ada kesalahan yang saya perbuat, baik yang
disengaja ataupun tidak disengaja, saya selaku pembuat karya ilmiah meminta
maaf terlebih dahulu. Cukup sekian, dan Terima Kasih.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Teknologi
bukanlah hal yang tabu lagi di kalangan sosial secara umum. Hampir 90% dari
masyarakat awam saja sudah menggunakan teknologi dalam kehidupan
sehari-harinya, bahkan anak kecil yang masih berusia 5 tahun pun sudah
menggunakan perangkat teknologi. Sebut saja seorang ibu yang bekerja di dapur
dengan peralatan masak yang super canggih, dimana satu alat masak saja sudah
bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan pekerjaan. Belum lagi peralatan lainnya
yang tidak kalah canggih. Kita ambil saja contohnya kulkas atau lemari
pendingin. Pada zaman dahulu kulkas hanya digunakan sebagai alat pendingin dan
penyimpan bahan makahan yang mudah rusak agar tetap segar, tapi sekarang ini,
fungsi ini sudah jauh dimodifikasi dengan menambahkan fasilitas internet
sehinnga ketika mendinginkan bahan makanan sekalipun kita bisa mengakses
internet, seperti salah satu produk yang
akhir-akhir diluncurkan oleh salah satu perusahaan elektronik terbesar di Korea
Selatan. Belum lagi kalau kita bercerita tentang smartphone yang saat ini lagi
digandrungi. Smartphone yang ke ujungnya ini mulai menanamkan
teknologi-teknologi yang membuat kita tercengang melihatnya. Bagaimana tidak,
Handphone yang satu ini bisa mendeteksi gerak mata si pemakai sehingga ketika
membaca sesuatu, bacaan tersebut akan bergulir dengan sendirinya hanya dengan
menggulirkan mata.
Itu masih
sebagian kecil teknologi yang diperuntukkan untuk rumah tangga. Bagaimana
dengan anak-anak dan remaja sebagai subjek yang paling banyak terjerat akan
teknologi ini? Banyak diantara mereka menggunakan teknologi tersebut untuk
fasilitas hiburan, dan yang paling umum biasanya mereka menggunakan teknologi
tersebut untuk bermain game online dan social media yang sedang marak-maraknya
di semua lapisan masyarakat. Untuk itulah pada
karya ilmiah kali ini, kita akan memfokuskan bahasan pada akibat yang
ditimbulkan oleh perkembangan teknologi ini terhadap pola pikir dan kepribadian
seorang anak ataupun remaja.
BAB II
ISI
Gaya hidup yang
didukung dengan terus berkembangnya teknologi ini sangat berpengaruh besar pada
kejiwaan, kepribadian dan pola pikir manusia, atau bahkan yang lebih parah,
teknologi tersebut berperan dalam membentuk kepribadian seorang anak. Sigmund
Freud dalam Teori Psikologi kepribadiannnya mengatakan bahwa tahap pembentukan
kepribadian ada 3 tahap, yaitu tahap infantile (usia 0- 5 tahun) , tahap laten
( usia 5 – 12 tahun) dan tahap genital. (usia > 12 tahun). Dia menambahkan
bahwa tahap yang paling penting dalam pembentukan kepribadian seorang anak
adalah tahap infantile. Jadi jika seorang anak berumur 5 tahun sajapun sudah
mengenal teknologi berbasis internet untuk bermain game online, ada kemungkinan
pola pikir yang dibentuk dari seorang anak
akan menganggap semuanya bisa
dilakukan hanya dengan satu klik mouse, dan si anak ini bisa beranggapan bahwa
semua kesenangan bisa didapatkan melalui teknologi, yang ujung-ujungnya membuat
si anak malas melakukan apapun dan hanya memikirkan game online atau apapun
yang dia dapatkan dari internet tersebut. Pola pikir anak yang seperti ini
tentunya akan menjerumuskan si anak ke dalam jurang yang lebih dalam lagi
ketika sudah beranjak dewasa.
Cukup kita
membahas bagaimana Efek Psikis Perkembangan teknologi pada anak. Remaja
sekarang ini juga sebenarnya tidak kalah hebohnya dalam hal penggunaan
teknologi informasi. Jika anak-anak lebih cenderung menggunakan untuk media
hiburan seperti game online, remaja lebih cenderung menggunakannya untuk
berkomunikasi satu sama lain via internet. komunikasi ini disebut dengan
Computer Mediated Communication (CMC). Biasanya komunikasi jenis ini dilakukan
melalui jejaring sosial. Siapa yang tidak memiliki akun facebook atau twitter?
Jejaring sosial yang Indonesia masuk dalam 5 besar penggunanya ini memungkinkan
penggunanya untuk berkomunikasi dengan orang dari belahan dunia lain hanya
dengan mengandalkan fasilitas add friend yang ada, saling berkomentar dengan
teman dan berbalas-balasan tweet, siapa yang tidak lupa waktu jika keadaannyas
udah seperti ini. Belum lagi, lagi-lagi game online yang mereka tawarkan yang memacu kita untuk tetap
stand by di depan computer ataupun laptop. Tanpa kita sadari, sebenarnya sosial
media ini sudah ikut mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku manusia.
Punnyanunt-Carter
(2006) meneliti tentang salah satu ciri perilaku serta hubungan interpersonal
yang terbentuk dari komunikasi dalam dunia maya, yaitu keterbukaan diri. Para
pengguna situs pertemanan sosial tersebut memaparkan informasi mengenai dirinya
dengan intensitas yang cukup sering. Menurut remaja, media Facebook membantu mereka untuk berkoneksi
dengan jaringan sosial yang luas dan terlihat dalam sebuah jaringan sosial
membuat remaja menjadi dikenal oleh orang lain dan memungkinkan untuk dapat
berkembang menciptakan sebuah hubungan (Christofides, Muise & Desmarais,
2009). Dengan keterbukaan diri yang dilakukan oleh seseorang ketika
berinteraksi di dunia maya seperti Facebook, membuat
mereka mampu memenuhi kebutuhan afiliasi mereka, memperoleh validasi sosial,
meningkatkan kontrol sosial, meraih pengklarifikasian diri, dan melatih
pengekspreresian diri (Derlega, dalam yoseptian, 2010). Meskipun demikian tanpa
disadari ini juga membuat berkurangnya privasi dalam diri mereka. padahal
Privasi memiliki fungsi untuk mengembangkan identitas pribadi, yaitu mengenal
dan menilai diri sendiri (Altman, dalam Prabowo, 1998).
Proses mengenal diri sendiri ini tergantung pada
kemampuan untuk mengatur sifat dan gaya interaksi sosial dengan orang lain.
Bila seseorang tidak dapat mengontrol interaksi dengan orang lain, maka dirinya
akan memberikan informasi yang negatif tentang kompetensi pribadinya (Holahan,
dalam Prabowo, 1998) atau akan terjadi proses ketelanjangan sosial dan proses
deindividuasi (Sarwono, dalam Prabowo, 1998). Menurut Westin (dalam Prabowo,
1998) dengan privasi seseorang juga dapat melakukan evaluasi diri dan
membantunya mengembangkan dan mengelola perasaan otonomi diri (personal autonomy).
Otonomi ini meliputi perasaan bebas, kesadaran memilih dan kemerdekaan dari
pengaruh orang lain. Selain itu, dampak lain yang dapat muncul akibat
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam jejaring sosial adalah bisa
terjadi kurangnya kontak sosial di dunia nyata karena seseorang lebih senang
untuk berinteraksi melalui dunia maya.
Sebenarnya
jika kita telusuri lebih dalam, tidak semua perkembangan teknologi itu buruk.
Ada sisi positif yang kita dapatkan dengan menyebarnya teknologi di sekitar
kita, seperti memudahkan banyak pekerjaan, informasi yang lebih cepat dan
efektif. Sebut saja email. Email adalah salah satu fasilitas yang sangat
berguna saat ini, dibandingkan dengan zaman dulu ketika kita harus mengirim
surat untuk mengabari seseorang, yang membutuhkan biaya dan waktu yang tidak
sedikit. Dengan email, surat yang kita kirim bisa sampai dalam hitungan detik
dan kita juga bisa mendapatkan balasannya dalam hitungan detik pula. Atau juga
smartphone yang saat ini sedang hangat-hangatnya diperbincangkan. Smartphone
sangat membantu dalam segala aspek kehidupan manusia. Aplikasi-aplikasi yang
ada di dalamnya sangat beragam, mulai dari aplikasi untuk bidang kesehatan,
kecantikan, lifestyle dan lain sebagainya tersedia di market aplikasi.
Facebook
atau media sosial lainnya sendiri ternyata memiliki dampak secara psikologis
baik positif maupun negatif. dampak psikologis positif yang dapat diperoleh
antara lain adanya keterbukaan diri yang tidak terbatas yang berguna untuk
memenuhi kebutuhan afiliasi seseorang, memperoleh validasi sosial, meningkatkan
kontrol sosial, meraih pengklarifikasian diri, dan melatih pengekspresian diri.
Jika
kita lihat bagi orang yang memang bekerja di bidang Teknologi Informasi itu
sendiri, sangat penting baginya untuk mempelajari bagaimana tingkah laku
manusia, karena dia harus berhadapan dengan pemenuhan permintaan klien ketika
bekerja. Disinilah letak pentingnya untungnya mempelajari tentang Psikologi.
dia bisa memenuhi permintaan yang ada dengan tetap berppeganh teguh pada
etika-etika profesi dan bisa membuat klien yang dia hadapi senang atas
pekerjaan yang dia lakukan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Hal ini semua, dari yang sudah
dipaparkan, menunjukan bahwa Teknologi Informasi itu merupakan sebuah pisau
bermata dua, yang siap kapan saja untuk membelah pribadi manusia menjadi pribadi
yang baik ataupun buruk, tergantung bagaimana kita memanajemen diri kita agar
tidak menjadi pribadi yang buruk yang tercipta. Kita sebagai pengguna teknologi
seharusnya mengetahui batas penggunaaan kita, jangan sampai kita sibuk dengan
apa yang disajikan oleh teknologi tersebut, sehingga tidak sadar bahwa
teknologi itu sudah masuk ke dalam jiwa kita dan mempengaruhi sistem jiwa kita
yang sebelumnya sudah terbangun baik. Dan jangan pernah lupa bahwa Psikologi
dan Teknologi Informasi itu sangat erat hubungannya, karena sebenarnya atas
dorongan jiwa kita untuk memenuhi kebutuhanlah terbentuk teknologi-teknologi
mutakhir seperti saat ini. jadi sebenarnya, didalam teknologi itu juga,
tersisip hasrat kita untuk terus memenuhi kebutuhan secara instant, yang
mengarah pada pengertian bahwa Teknologi Informasi itu menyimpan record-record
Psikologi manusia. Hanya satu pesan yang paling penting dari semuanya, jangan
sampai kita menjadi bagian buruk dari canggihnya teknologi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Link :
0 komentar:
Posting Komentar