Pages

Ads 468x60px

Tags

Kamis, 18 April 2013

Karya Ilmiah Psikologi - TI


Hubungan Teknologi Informasi Dengan Psikologi Dan Dampak Yang Disebabkan Oleh Perkembangannya Pada Kepribadian Dan Pola Pikir Manusia

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa,atas rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah pada Mata Kuliah Pengantar Psikologi ini.Kemudian yang selanjutnya saya ucapkan terima kasih banyak kepada Ibu Filia Dina Anggareani, selaku Dosen pada mata kuliah ini, yang telah banyak membimbing  dan mengarahkan kami pada pengerjaan tugas kali ini, juga kepada teman teman sekalian yang sudah memberikan inspirasi-inspirasi dan bantuannya Karya Ilmiah yang saya bangun kali ini sebenarnya masih memiliki banyak kekurangan pada beberapa bagian dan isinya, apakah itu mungkin pemaparan yang kurang jelas,ataupun penjelasan tentang topik yang belum secara sempurna dibahas.Untuk itu, saya meminta pada Ibu ataupun teman sekalian untuk memberikan kritik dan sarannya sebagai acuan untuk membuat karya ilmiah yang lebih baik lagi ke depannya. Walaupun demikian, semoga karya ilmi ini dapat memberikan inspirasi bagi semuanya, ataupun setidaknya bisa menjadi bahan pembelajaran selanjutnya.Akhir kata, tiada gading yang tak retak, apabila ada kesalahan yang saya perbuat, baik yang disengaja ataupun tidak disengaja, saya selaku pembuat karya ilmiah meminta maaf terlebih dahulu. Cukup sekian, dan Terima Kasih.

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Teknologi bukanlah hal yang tabu lagi di kalangan sosial secara umum. Hampir 90% dari masyarakat awam saja sudah menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-harinya, bahkan anak kecil yang masih berusia 5 tahun pun sudah menggunakan perangkat teknologi. Sebut saja seorang ibu yang bekerja di dapur dengan peralatan masak yang super canggih, dimana satu alat masak saja sudah bisa digunakan untuk berbagai kebutuhan pekerjaan. Belum lagi peralatan lainnya yang tidak kalah canggih. Kita ambil saja contohnya kulkas atau lemari pendingin. Pada zaman dahulu kulkas hanya digunakan sebagai alat pendingin dan penyimpan bahan makahan yang mudah rusak agar tetap segar, tapi sekarang ini, fungsi ini sudah jauh dimodifikasi dengan menambahkan fasilitas internet sehinnga ketika mendinginkan bahan makanan sekalipun kita bisa mengakses internet,  seperti salah satu produk yang akhir-akhir diluncurkan oleh salah satu perusahaan elektronik terbesar di Korea Selatan. Belum lagi kalau kita bercerita tentang smartphone yang saat ini lagi digandrungi. Smartphone yang ke ujungnya ini mulai menanamkan teknologi-teknologi yang membuat kita tercengang melihatnya. Bagaimana tidak, Handphone yang satu ini bisa mendeteksi gerak mata si pemakai sehingga ketika membaca sesuatu, bacaan tersebut akan bergulir dengan sendirinya hanya dengan menggulirkan mata.

Itu masih sebagian kecil teknologi yang diperuntukkan untuk rumah tangga. Bagaimana dengan anak-anak dan remaja sebagai subjek yang paling banyak terjerat akan teknologi ini? Banyak diantara mereka menggunakan teknologi tersebut untuk fasilitas hiburan, dan yang paling umum biasanya mereka menggunakan teknologi tersebut untuk bermain game online dan social media yang sedang marak-maraknya di semua lapisan masyarakat. Untuk itulah pada  karya ilmiah kali ini, kita akan memfokuskan bahasan pada akibat yang ditimbulkan oleh perkembangan teknologi ini terhadap pola pikir dan kepribadian seorang anak ataupun remaja.

BAB II
ISI

Gaya hidup yang didukung dengan terus berkembangnya teknologi ini sangat berpengaruh besar pada kejiwaan, kepribadian dan pola pikir manusia, atau bahkan yang lebih parah, teknologi tersebut berperan dalam membentuk kepribadian seorang anak. Sigmund Freud dalam Teori Psikologi kepribadiannnya mengatakan bahwa tahap pembentukan kepribadian ada 3 tahap, yaitu tahap infantile (usia 0- 5 tahun) , tahap laten ( usia 5 – 12 tahun) dan tahap genital. (usia > 12 tahun). Dia menambahkan bahwa tahap yang paling penting dalam pembentukan kepribadian seorang anak adalah tahap infantile. Jadi jika seorang anak berumur 5 tahun sajapun sudah mengenal teknologi berbasis internet untuk bermain game online, ada kemungkinan pola pikir yang dibentuk dari seorang anak  akan  menganggap semuanya bisa dilakukan hanya dengan satu klik mouse, dan si anak ini bisa beranggapan bahwa semua kesenangan bisa didapatkan melalui teknologi, yang ujung-ujungnya membuat si anak malas melakukan apapun dan hanya memikirkan game online atau apapun yang dia dapatkan dari internet tersebut. Pola pikir anak yang seperti ini tentunya akan menjerumuskan si anak ke dalam jurang yang lebih dalam lagi ketika sudah beranjak dewasa.

Cukup kita membahas bagaimana Efek Psikis Perkembangan teknologi pada anak. Remaja sekarang ini juga sebenarnya tidak kalah hebohnya dalam hal penggunaan teknologi informasi. Jika anak-anak lebih cenderung menggunakan untuk media hiburan seperti game online, remaja lebih cenderung menggunakannya untuk berkomunikasi satu sama lain via internet. komunikasi ini disebut dengan Computer Mediated Communication (CMC). Biasanya komunikasi jenis ini dilakukan melalui jejaring sosial. Siapa yang tidak memiliki akun facebook atau twitter? Jejaring sosial yang Indonesia masuk dalam 5 besar penggunanya ini memungkinkan penggunanya untuk berkomunikasi dengan orang dari belahan dunia lain hanya dengan mengandalkan fasilitas add friend yang ada, saling berkomentar dengan teman dan berbalas-balasan tweet, siapa yang tidak lupa waktu jika keadaannyas udah seperti ini. Belum lagi, lagi-lagi game online  yang mereka tawarkan yang memacu kita untuk tetap stand by di depan computer ataupun laptop. Tanpa kita sadari, sebenarnya sosial media ini sudah ikut mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku manusia.

Punnyanunt-Carter (2006) meneliti tentang salah satu ciri perilaku serta hubungan interpersonal yang terbentuk dari komunikasi dalam dunia maya, yaitu keterbukaan diri. Para pengguna situs pertemanan sosial tersebut memaparkan informasi mengenai dirinya dengan intensitas yang cukup sering. Menurut remaja, media Facebook membantu mereka untuk berkoneksi dengan jaringan sosial yang luas dan terlihat dalam sebuah jaringan sosial membuat remaja menjadi dikenal oleh orang lain dan memungkinkan untuk dapat berkembang menciptakan sebuah hubungan (Christofides, Muise & Desmarais, 2009). Dengan keterbukaan diri yang dilakukan oleh seseorang ketika berinteraksi di dunia maya seperti Facebook, membuat mereka mampu memenuhi kebutuhan afiliasi mereka, memperoleh validasi sosial, meningkatkan kontrol sosial, meraih pengklarifikasian diri, dan melatih pengekspreresian diri (Derlega, dalam yoseptian, 2010). Meskipun demikian tanpa disadari ini juga membuat berkurangnya privasi dalam diri mereka. padahal Privasi memiliki fungsi untuk mengembangkan identitas pribadi, yaitu mengenal dan menilai diri sendiri (Altman, dalam Prabowo, 1998).

Proses mengenal diri sendiri ini tergantung pada kemampuan untuk mengatur sifat dan gaya interaksi sosial dengan orang lain. Bila seseorang tidak dapat mengontrol interaksi dengan orang lain, maka dirinya akan memberikan informasi yang negatif tentang kompetensi pribadinya (Holahan, dalam Prabowo, 1998) atau akan terjadi proses ketelanjangan sosial dan proses deindividuasi (Sarwono, dalam Prabowo, 1998). Menurut Westin (dalam Prabowo, 1998) dengan privasi seseorang juga dapat melakukan evaluasi diri dan membantunya mengembangkan dan mengelola perasaan otonomi diri (personal autonomy). Otonomi ini meliputi perasaan bebas, kesadaran memilih dan kemerdekaan dari pengaruh orang lain. Selain itu, dampak lain yang dapat muncul akibat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam jejaring sosial adalah bisa terjadi kurangnya kontak sosial di dunia nyata karena seseorang lebih senang untuk berinteraksi melalui dunia maya.
Sebenarnya jika kita telusuri lebih dalam, tidak semua perkembangan teknologi itu buruk. Ada sisi positif yang kita dapatkan dengan menyebarnya teknologi di sekitar kita, seperti memudahkan banyak pekerjaan, informasi yang lebih cepat dan efektif. Sebut saja email. Email adalah salah satu fasilitas yang sangat berguna saat ini, dibandingkan dengan zaman dulu ketika kita harus mengirim surat untuk mengabari seseorang, yang membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Dengan email, surat yang kita kirim bisa sampai dalam hitungan detik dan kita juga bisa mendapatkan balasannya dalam hitungan detik pula. Atau juga smartphone yang saat ini sedang hangat-hangatnya diperbincangkan. Smartphone sangat membantu dalam segala aspek kehidupan manusia. Aplikasi-aplikasi yang ada di dalamnya sangat beragam, mulai dari aplikasi untuk bidang kesehatan, kecantikan, lifestyle dan lain sebagainya tersedia di market aplikasi.
Facebook atau media sosial lainnya sendiri ternyata memiliki dampak secara psikologis baik positif maupun negatif. dampak psikologis positif yang dapat diperoleh antara lain adanya keterbukaan diri yang tidak terbatas yang berguna untuk memenuhi kebutuhan afiliasi seseorang, memperoleh validasi sosial, meningkatkan kontrol sosial, meraih pengklarifikasian diri, dan melatih pengekspresian diri.
Jika kita lihat bagi orang yang memang bekerja di bidang Teknologi Informasi itu sendiri, sangat penting baginya untuk mempelajari bagaimana tingkah laku manusia, karena dia harus berhadapan dengan pemenuhan permintaan klien ketika bekerja. Disinilah letak pentingnya untungnya mempelajari tentang Psikologi. dia bisa memenuhi permintaan yang ada dengan tetap berppeganh teguh pada etika-etika profesi dan bisa membuat klien yang dia hadapi senang atas pekerjaan yang dia lakukan.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

            Hal ini semua, dari yang sudah dipaparkan, menunjukan bahwa Teknologi Informasi itu merupakan sebuah pisau bermata dua, yang siap kapan saja untuk membelah pribadi manusia menjadi pribadi yang baik ataupun buruk, tergantung bagaimana kita memanajemen diri kita agar tidak menjadi pribadi yang buruk yang tercipta. Kita sebagai pengguna teknologi seharusnya mengetahui batas penggunaaan kita, jangan sampai kita sibuk dengan apa yang disajikan oleh teknologi tersebut, sehingga tidak sadar bahwa teknologi itu sudah masuk ke dalam jiwa kita dan mempengaruhi sistem jiwa kita yang sebelumnya sudah terbangun baik. Dan jangan pernah lupa bahwa Psikologi dan Teknologi Informasi itu sangat erat hubungannya, karena sebenarnya atas dorongan jiwa kita untuk memenuhi kebutuhanlah terbentuk teknologi-teknologi mutakhir seperti saat ini. jadi sebenarnya, didalam teknologi itu juga, tersisip hasrat kita untuk terus memenuhi kebutuhan secara instant, yang mengarah pada pengertian bahwa Teknologi Informasi itu menyimpan record-record Psikologi manusia. Hanya satu pesan yang paling penting dari semuanya, jangan sampai kita menjadi bagian buruk dari canggihnya teknologi ini.



DAFTAR PUSTAKA
Link :






            

0 komentar:

Posting Komentar