Pages

Ads 468x60px

Tags

Senin, 18 Maret 2013

Big Moment Of My Life -- Sensation or Perception ?


Based On True Story....
Lama aku menunggu untuk momen yang ini, momen dimana aku bisa menbuncah sebuncahnya, dimana aku bisa bisa berteriak sekeras-kerasnya, tak ada momen yang lebih indah saat itu yang ku rasakan kecuali perasaan dimana aku dan jiwaku terpisah terbang ke awan. Jujur, di hadapan mereka semua aku ingin menunjukkan bahwa inilah aku. Aku bisa melakukannya, dan aku bisa bisa menepis semua keraguan kalian ketika mengajukan ke dalam laga perang itu.


Mungkin sedikit  paragraf hiperbola  untuk yang sangat pas untuk menggambarkan perasaanku waktu itu ketika aku pertama kali memenangkan Olimpiade Sains Nasional Tingkat Kota untuk mata pelajaran Biologi waktu SMA dulu. Bagaimana tidak, saat itu aku masih duduk di bangku kelas Sepuluh, dan aku mewakili sekolahku untuk memenangkan ajang yang sanagt bergengsi di kalangan siswa saat itu. Perjalananku menuju medan perang waktu itu sangatlah berat, aku harus bertarung dengan kawan-kawanku satu sekolah., karena di sekolah kami, sebelum maju ke Tanding sesungguhnya, kami terlebih dahulu di seleksi dengan sanagt ketat oleh guru mata pelajaran masing-masing.
Saat itu aku memang terpilih menjadi wakil sekolah, tapi keterpilihanku di barengi dengan keraguan akan guru mata pelajaran yang membimbingku karena aku masih duduk di kelas sepuluh. Mungkin dia mengira aku tidak akan bisa menang karena baru menyentuh materi pada tingkat pertama. Tapi aku yakin aku bisa. Saat itu tepat di hadapan semua orang yang ada sekolah , di umumkan bahwa aku dan kawan-kawan yang mewakili mata pelajaran lainnya memenangkan semua Olimpiade di Juara I, hanya satu orang yang Juara ke-II.

Bagaimana tidak aku tidak ingin terbang dan berteriak ataupun melompat, aku bisa mengalahkan mereka semua, kekhawatiran mereka terhadapku, dan juga orang-orang yang bersaing denganku. Serasa aku orang yang paling bahagia di dunia saat itu. aku tak bisa menggambarkannya, hanya bisa merasakan betapa bahagainya aku saat itu.

Enough for that, Jadi Kesimpulannya, aku mengingat kembali apa yang diajarkan oleh Dosen Psikologi-ku saat ini di bangku Kuliah, dimana adanya persepsi dan sensasi yang dirasakan oleh setiap orang di dunia ini. aku sudah merasakannya, sensasi ketika namaku di umumkan di depan banyak orang, aku seperti merinding dan tidak tahu berkata apa-apa. aku seperti orang bisu yang wajahnya mulai memerah. Dalam diriku aku berkata, "Abbas, kau sedang menerima momen terbaikmu, Bersiaplah Untuk momenmu yang selanjutnya". Aku yakin aku bisa untuk melaju ke babak selanjutnya, aku siap, dan jikapun aku tidak bisa untuk melangkah lebih jauh, setidaknya aku sudah pernah merasakan sensasi yang begitu besar mendentum di dalam jiwaku. Aku, diriku, dan jiwaku sudah merasakannya, setidaknya itu sudah cukup untuk membayar jerih payahku.

1 komentar: